Sumpah Serapah

Sabtu, 23 April 2011

Hujan semakin deras dan lebat sehingga waktu siang hari yang biasanya panas dan berpolusi di Jakarta hilang, ditambah suara tiupan angin yang menerpa pepohonan hingga daun beguguran satu persatu. Hujan belum reda juga. Laras sudah tidak sabar ingin keluar dari rumah untuk bertemu teman-temannya. Sesekali Laras menghembus nafas karna kesabaranya begitu memuncak.
Please ma!! Izinin aku pergi. Aku udah janji sama temen-temen ku”. Pinta Laras memelas di depan ibunya. Membuat ibunya risih dengan erekkan manja dari anak tunggalnya itu.
“Mama bilang engga.Ya engga!”. Bentak mama untuk kesekian kalinya. Laras tidak terkejut, ia sering mendapatkan bentakkan itu.
“yampun ma. Aku tuh udah janji sama temenku. Gak enak kalo aku batalin”. Alesan Laras tidak membuat ibunya iba sedikitpun.
“bilang aja kalo kamu gak boleh sama Mama. Mereka pasti ngerti, kok”. Jawaban Mama-nya membuat Laras semakin gelisah.
“ihk! Nanti aku dibilang gak solid ma!”. Kini Laras berani menyentakkan suaranya. Tatapi ibunya tetap tidak akan mengizinkan-nya untuk pergi.

Laras yang malang, ia ingin sekali datang ke pesta temannya Yasmine yang sedang berulang tahun dan berumur 17tahun. Laras ingin melihat suasana pesta yang Yasmine adakan secara glamour, secara Yasmine anak orang mampu atau biasa dibilang ‘orang kaya,eksis,gaul,keren,cool,dll’. Laras pun bingung kenapa ia bisa diundang ke acara tersebut. Apabila dibandingkan Laras hanya anak culun,kurang mampu, dan kutu buku. Namun sering kali Laras membuat Yasmine kesal dan iri hati, karena Cowok yang di idam-idamkan Yasmine jatuh hati terhadap Laras. Laras tidak membalas cinta cowok itu karna ia mengerti perasaan Yasmine alias Laras takut terhadap Yasmine.
Laras juga sudah menyiapkan baju pesta yang baru ia beli bersama teman sebangkunya Jyo. Jyo juga termasuk golongan orang kaya raya, tapi dia tidak begitu mengerti dengan fashion. Sayang sekali Jyo tidak di undang untuk ke pesta Yasmine, entah kenapa. Mungkin karna fashion Jyo jelek.

 “ma, kenapa sih, mama gak izinin aku pergi?” Tanya Laras dengan pasang muka yang sudah pasrah.
“mama takut kehilangan kamu”. Suara ibu yang begitu datar membuat Laras terkejut.
“tapi kan aku udah dewasa ma, boleh lah sekali-kali keluar malem, ayolah ma. Aku janji deh, Demi Tuhan. Ini yang terahkir kalinya aku pergi Demi tuhan, ma!”. Suara dicampur sumpah serapah yang terucap dari bibir Laras membuat seorang ibu tersentak kaget. Namun dibalas dengan senyuman.
“Nanti ada waktunya”. Jawab Ibu Laras lalu pergi meninggalkan anaknya yang barusan mengucapkan sumpah serapah.

Meski tidak diizinkan oleh ibu nya namun Laras tetap bersikeras untuk pergi ke pesta itu. Sekarang Laras punya ide yang cemerlang namun membahayakan. Laras berniat untuk kabur dari rumah setelah hujan reda. Namun hatinya sedikit bimbang, ia tidak pernah pergi tanpa seizin dari ibunya. Tapi setelah dia minta pendapat dari teman-temannya, ia memutuskan untuk minggat untuk pertama dan terahkir kalinya. Laras berjanji ini yang terahkir!


Hujan sudah sedikit reda. Hanya rintikan air yang berjatuhan. Sekarang waktu yang tepat untuk Laras pergi secara diam-diam. Laras tahu bahwa Mamanya sedang berada di dapur. Ia melangkahkan kaki secara perlahan. Selangkah demi selangkah ia lalui beberapa lantai. Sampai didepan pintu utama. Ia semakin gemetar, ia tidak yakin dengan apa yang ia lakukan. Ia tarik ganggan pintu yang membuat pintu itu tertarik dan terbuka. Laras sampai lupa bagaimana cara ia bernafas. Laras benar-benar takut akan tindakan berdosa ini. Laras melangkah keluar dan melewati pintu. Menutup pintu pun begitu hati-hati, laras takut suara detakan pintu menyadarkan ibunya yang sedang memasak di dapur.
Tahap pertama sudah ia lewati, kini saat nya ia membuka gerbang, cara membukanya persis saat ia membuka pintu utama. Dan berhasil. Jantung Laras nyaris melocos. Laras bersorak kegirangan di depan rumah tapi tidak untuk hatinya yang berdegup kencang. Ia langsung berlari menuju depan Gang rumahnya, lalu memanggil taksi supaya ketika ia sampai di rumah Yasmine, ia terlihat keren.
Di dalam taksi, sedikit gelisah menerpa hatinya. Gundah dalam pikirannya. Ia tidak tahu apa reaksi Mamanya ketika tahu kalo anaknya yang tunggal ini pergi tanpa seizin Mamanya. Pasti mamanya akan kecewa. Laras takut akan keadaan mama sekarang. Bagaimana kalau mamanya pergi mencari Laras nanti. Ketakutan laras semakin memuncak hingga sampai di tempat tujuan.
Setelah sampai ditempat yang dituju, tepatnya depan Gang rumah Yasmine (Sorry maksudnya depan komplek). Ia berjalan bagai Cinderella yang menggunakan Gaun yang dapat menyapu halaman rumah. Komplek rumah Yasmine sangatlah sepi. Apakah begini suasana Perumahan Komplek? Namun seringkali Laras mendengar suara berputarnya roda 4. Seperti tempat para pembalap.
Laras terus berjalan mencoba mencari rumah Yasmine. ‘Dimana ada pesta pasti itu rumah Yasmine’. Begitulah kata Yasmine. Mungkin Yasmine tidak ingat alamat nya yang jelas atau rumahnya terlalu besar. Yang pasti Laras nyaris terbahak ketika Yasmine berkata seperti itu.
Suara roda 4 berjalan semakin terdengar jelas. Kecepatannya begitu cepat, Laras merasa risih dengan suara roda berputar itu. sesekali ia mencari dimana suara itu berasal, tapi sulit menemukannya. Ketika suara roda itu berhenti hati Laras semakin gelisah. Laras merasakan sesuatu yang buruk akan mendekatinya. Laras berlari secepat mungkin. Tapi sayang, gaun yang ia kenakan membuat kecepatan lari-nya menjadi lambat. Tiba-tiba suara gas dadakan menghampiri Laras yang sedang memperbaiki gaun di pinggir komplek.

*

Laras merasakan sakitnya terjepit,terlindas, dan tertabrak!. Gaun yang ia pakai dan masih tercium wangi aroma kain yang baru ia kenakan sudah dilumuri darah, suara seorang ibu terngiang seketika ‘Mama takut kehilangan kamu’. Jatuh air mata Laras mengalir, begitu pun dengan darahnya. Teringat sumpah serapah yang laras ucapkan tadi sore. Penyesalan Laras kini menghampiri jiwanya. Sesak nafas mulai Laras rasakan, sulitnya bernafas sama seperti sulitnya ia berteriak untuk meminta tolong. Saat ini Ia merindukan dan membutuhkan pelukan dari seorang ibu, tapi itu mustahil.
Hanya demi seorang teman yang telah membunuhnya, Laras tega membohongi ibunya yang begitu peduli dengan keselamatannya. Hanya demi seorang Yasmine yang sekarang berdiri di depan muka Laras, Laras berani mengucapkan sumpah serapah di depan ibunya. Kini Laras semakin tidak mengerti. Apa salah Laras terhadap Yasmine yang kaya akan harta namun tidak untuk hati! Ia juga sempat mendegar suara tertawa Yasmine ketika melihat tubuhnya jatuh tergeletak di tanah dan di selimuti darah. Laras mendengar jelas ketika Yasmine berbicara.
“mampus lo! Makanya jangan sok cantik nolak gebetan gue”. Suara sombong Yasmine ditambah dengan tawa yang begitu girang melihat korban pembunuhan. Lalu Yasmine pergi dan melemparkan sebuah sebuah bunga mawar ke arah muka Laras yang sudah tidak bisa dilihat dengan jelas karna cipratan darah dari dalam tubuhnya. Bunga mawar yang Laras dapat dari cowok idaman Yasmine.
Kini aliran air mata Laras terhenti. Begitu pun dengan nyawa Laras.

"Bunga Putih masih terlihat terang di dalam kegelapan"











      
Girlfriend's Bisma Karisma

0 kata mereka:

Thanks for view my Blog!. Diberdayakan oleh Blogger.